Rabu, 24 Desember 2014

21th

Jazakillah khair semuanya, hanya itu yang mampu saya ucapkan, yang telah memberikan alarm terbesar untuk tahun ini. memberi bunyi lonceng yang besar, peringatan keras ditahun ini bahwa usiaku kini semakin berkurang. Lantas apa yang sudah saya  lakukan selama ini? Saya masih terus belajar dan memperbaiki diri menjadi yang lebih baik hingga kelak Allah memanggil untuk mempertanggung jawabkan apa yang telah saya lakukan. Mohon maaf atas semua kesalahan yang telah saya perbuat baik itu disengaja ataupun tidak disengaja. Syukran, hanya Allah yang mampu membalas semua perbuatan.

Sabtu, 23 Agustus 2014

Siapa Pemilik Hati Ini ?

Masa muda, gejolak cinta.
Masa muda memang menjadi pucak pencarian jati diri. Menentukan banyak pilihan yang kadang tak sejalan dengan hati. Cinta. Masa muda tidak terlepas dari cinta. Cinta yang bagaimana? Bebagai macam cinta, disinilah puncaknya !
Sebagai seorang muslimah yang masih muda, tentu saja ini mejadi gejolak yang begitu dahsyat. Saat hati dan raga harus menolak segala kemungkaran cinta yang tak semestinya.
Ini lingkunganku, syariat namun banyak wanita yang belum men-syar'ikan lahir dan batinnya. Pengaruh? tentu saja ini sangat mempengaruhi pribadi yang masih belum sempurna ini. Lantas bagaimana caranya agar tetap istiqamah? Berkumpullah dengan orang yang shalih, belajar dari mereka dan mantapkan diri kepada Allah.
Lalu, bagaimana dengan cerita cinta? Bukankah masa indah remaja itu identik dengan cinta-cintaan?
Cinta kepada Allah. Itu adalah cinta pertama kita. Tak perlu diragukan lagi betapa cintanya Allah kepada kita. Cinta kepada Rasulullah. Beliaulah yang membawa kita kepada titik ini, penuh dengan ilmu pengetahuan. Cinta kepada orang tua. Merekalah yang tanpa mengharap belas kasih merawat dan menjaga kita hingga sekarang ini. Kemudian cinta pada lawan jenis ...

Cinta ini tak semestinya ada jika belum menjadi halal. Saling suka-sukaan? juga tak semestinya ada, jikalau ada tepislah dia dengan segera. Pacaran sebelum nikah? cinta ini tidak abadi teman, jangan terhanyut dengan rayuan-rayuan mautnya. Ini malah menjerumusmu kedalam neraka. Cinta yang seperti ini akan menghabiskan daya dan fikiranmu yang tak berguna untuk dia. Masih banyak hal yang berguna dapat kamu lakukan dengan daya dan fikiranmu itu teman !

Bagaimana dengan jodoh kita?
Tak perlu kita menghawatirkan siapa jodoh kita, tak perlu kita mengira apakah dia jodoh kita. Jodoh di tangan Allah, namanya rahasia, tapi dia ada di masa depanmu kelak !
Pasrahkan semua pada Allah, semua pasti sudah di atur, bagaimana pertemuan kita nanti dengan dia sang jodoh kita.
Perbaiki akhlak dan pribadimu menjadi lebih taat kepada Sang Rabb. Karna jodoh pasti akan sama. Jika kamu shalih, maka shalihah pula jodohmu. Jika kamu jahat, maka jahat pula jodohmu.

Lantas siapa pemilik hati ini? Biarlah Allah yang akan menjawabnya nanti bila saatnya tiba.
Serahkan semua pada Allah. Karena setiap langkah, pertemuan, rezeki dan maut, semua berada pada kekuasaan-Nya. 

Selasa, 15 Juli 2014

Umak, I Love You

Umak, itulah panggilan saya kepada Ibu saya. Disini saya akan mencerikan sepenggal kisah tentang Ibu saya. Semoga berkenan untuk membacanya.

Ibu saya seorang guru agama Islam  SD yang memiliki 3 orang anak dan hanya tersisa dua, Aku dan Abangku.  Ibuku sama dengan ibu-ibu yang lainnya tapi sangat istimewa bagiku.

Ibuku, setiap hari merinduiku. Ibuku selalu lama jika berdoa. Pernah suatu hari saya bertanya kepada Ibu, kenapa selalu lama jika berdoa? kemudian dia menjawab "Umak selalu berdoa untuk kalian, untuk orang tuaku agar dilapangkan kubur, dihindari siksa neraka dan semoga masuk syurga. Dan masih banyak yang lain". Saya langsung terdiam dan terharu mendengarnya. Bagaimana tidak, saya kadang sholat buru-buru hingga tak sempat berdoa sekusyu' itu.

Ibuku, tak pernah menyuruh saya belajar justru saya lah yang terus belajar. Loh, kenapa seperti itu? Ya, karena saya sudah dibiasakan sejak kecil oleh Ibuku untuk belajar. Hingga beranjak remaja tanpa perlu disuruh belajarpun saya akan melaksanakan rutinitas itu. Sama ketika Ibu tak pernah menyuruh saya untuk shalat. Ya, karena hal itu. Saya sudah mempunyai tanggung jawab untuk melaksanakan itu tanpa perlu disuruh lagi.

Ibuku, selalu memberikanku semangat ketika saya benar-benar down saat kuliah. Meski hanya bicara lewat Hp, dia selalu jadi motivator terbesar dalam hidup.
"Umak, nilai kuliahku banyak yang buruk, padahal sudah belajar banyak. Bagaimana jika aku tidak mendapat IP yang bagus semester ini?"
"Jangan terlalu banyak belajar, santai saja. tidak apa nilaimu tidak baik, yang penting kamu kuliah dengan benar. Hasilnya serahkan kepada Allah".

Ibuku, selalu memberi nasihat kepadaku. Dia pernah menceritakan padaku kisah "Luqman" dalam Al-quran. Tentang bagaimana Luqman memberi nasihat kepada anaknya. Dan masih banyak lagi nasihat yang tak bisa ku ceritakan, yang semua nasihat itu ada dalam Al-Quran.

Ibuku, selalu menyerahkan semua takdir kepada Allah. Karena semuanya atas izin Allah.
Suatu hari, ada tamu yang datang ke rumah dan kala itu masa liburan kuliah. Saya menemani tamu tersebut duduk bersama. Tamu tersebut bertanya kepada saya "Sudah kuliah?".
"Iya" Jawabku.
"Abang kamu masih kuliah juga ya?'
"Iya" Jawabku lagi dengan malu.
Lantas tamu tersebut berbicara dengan ibuku.
"Kalau mereka kuliah semua, rumah jadi sepi ya buk"
"Iya, itu memang kemauan mereka, saya dukung saja". Jawab Umak.
"Ibu izin kan mereka kuliah? jadi pisahlah dengan mereka, gak merasa kesepian?" tanya tamu itu lagi.
"Ada masanya mereka milik kita, ada masanya mereka punya kehidupan sendiri. Jadi sekarang masa mereka dengan saya sudah habis saatnya mereka punya jalan hidup sendiri. Masa mereka dengan kita hanya sampai SMA saja, belum lagi abangnya hanya sampai SMP saja, SMA sudah pisah tinggal di asrama sekolahnya. Jika mereka pergi, ada Allah yang selalu menjaga mereka, saya hanya bantu lewat doa untuk mereka."
Tamu tersebut hanya termanggut-manggut saja, menmbenarkan apa yang dikatakan Ibuku.
Tanpa sadar, Umak memberi pelajaran yang berarti untuk kehidupanku kelak. Sabar dan Syukurlah kunci dari kehidupan.

Ibuku, tak pernah meminta balasan apa yang telah dia berikan kepada kami.
Saya selalu dijahitkan baju oleh ibu, saya selalu senang untuk itu. Hari itu saya dan ibu pergi ke toko kain untuk membeli bahan baju untukku. Disana saya berjumpa dengan teman lama. Teman semasa SMP. Teman saya tidak seberuntung saya yang bisa melanjutkan kuliah. Dengan ramah dia menyapa saya.
"Hey, kapan pulang?"
"Sudah dua hari yang lalu" Jawabku. "Beli kain baju juga ya?" Tanyaku
"Bukan, saya hanya temanin sepupu".
"Oh gitu ya, sila lanjutkan lihat-lihat kainnya dulu".
"Iya". Dia berlalu sambil melihat-lihat sekitar.
Setelah selesai mencari kain yang aku inginkan, saya dan ibu kembali pulang ke rumah.
Setibanya di rumah, saya menceritakan kembali perjumpaan teman lama ku pada ibu.
"Umak, saya beruntung masih bisa kuliah, sedang teman saya tadi, tak punya uang untuk kuliah".
"Bersukurlah kepada Allah karena dia yang memberi rezeki dan nikmat kepada kita" Jawab Ibuku.
"Umak, bagaimana jika saya tidak dapat membalas semua yang kau berikan?"
Sontak saja pertanyaan itu muncuk dari mulut saya. Dan tahu apa jawaban Ibuku?
"Jika nanti saya meninggal hanya satu yang saya minta, kamu cukup mendoakanku saja".
"Makasih banyak Umak..." :'(

Itulah sepenggal kisah tentang Ibuku. Tulisan ini terinspirasi dari lagu Muara Kasih oleh Erie Susan. Lagu kesukaan Ibuku dan Ibu menyuruh aku dan abangku untuk mendownload lagu itu ketika kami masih diperantauan. Jika mendengar lagu ini saat diperantauan, uuh, bakal nangis deh ingat ibu. Liriknya nusuk banget.

Read more: http://www.wowkeren.com/lirik/lagu/erie_susan/muara-kasih-bunda.html#ixzz37bYARRnP

Senin, 12 Mei 2014

Benci Kenangan

Pernah tidak kalian benci dengan kenangan? Sesak rasanya dada ini jika mengingat kenangan itu. Tahu kenapa? Karena kita tidak bisa kembali ke masa itu. Nah, kalau begitu, Jangan membuat kenangan !.Mustahil rasanya jika kita tidak punya kenangan. Kenangan terindah? Kenangan Terburuk? Hal itu tercipta sendiri karena takdir oleh Allah SWT. Karena itu lah kita harus sabar dan bersyukur atas semua yang telah Allah berikan.


Pernah dengar lagu jukustik yang judulnya Puisi ?

reff:
Kapan lagi kutulis untukmu
Tulisan-tulisan indahku yang dulu
Pernah warnai dunia
Puisi terindah ku hanya untukmu
Menemaniku menulis lagi
Kita arungi bersama
Puisi terindahku hanya untukmu
Mungkinkah kau kan kembali lagi


Lagu itu saya ulang berkali-kali. Lagu itu mengingatkan saya pada teman-teman SD, SMP, SMA, kuliah, organisasi, dan teman kost. Bagaimana tidak, walau bukan puisi yang ku tuliskan, banyak cerita yang telah ku tulis tentang mereka. Kenangan itu mulai menghantui ketika kita tidak lagi bersama, terasa sesak karena ingin kembali ke masa itu, namun waktu terus saja berjalan. Jarak dan waktulah yang membuat kita terpisah.


Jangan sesali perpisahan, karena pertemuanlah sebabnya. Kita dipertemukan oleh Allah dan perpisahan juga karena Allah. 


Dan ini lah yang menguatkanku menjalani semua ini..


Sebiru hari ini
Birunya bagai langit terang benderang
Sebiru hari kita, bersama di sini
 
seindah hari  ini
Indahnya bak permadani ditaman syurga
Seindah hati kita, walau kita kan terpisah
 
Bukankah hati kita telah lama menyatu
Dalam tali kisah persahabatan illahi
Pegang  erat tangan kita terakhir kalinya
Hapus air mata meski kita kan terpisah
Selamat jalan teman
Tetaplah berjuang
Semoga kita bertemu kembali
kenang masa indah kita, sebiru hari ini. 
 
  Sebiru Hari ini, by Edcoustic


Lagu ini menyampaikan semua isi hati. Persahabatan ini karena illahi. Jangan tangisi perpisahan karena itulah kehidupan yang harus kita jalani. Selamat jalan teman. Maafkan atas semua kesalahan. Kehidupan baru sudah menantimu, sambutlah ia dengan suka cita. 


Minggu, 06 April 2014

NYOBLOS ATAU BOLOS



Perhelatan akbar di negeri ini telah dimulai. 9 April 2014 serentak diseluruh penjuru Indonesia kita melaksanakan pesta demokrasi Indonesia. Masyarakat berbondong-bondong menuju TPS untuk menggunakan hak suara mereka. Antusias masyarakat sudah terlihat sejak masa kampanye. Beberapa hari yang lalu saya mendapat SMS dari Kemkominfo, isinya seperti ini  “Sukses PEMILU 2014 adalah sukses bangsa. Berikan suara Anda pada tanggal 9 April 2014. Coblos sesuai pilihan Anda”. Nasib masa depan bangsa, tergantung pada kita. Mau kah kita merelakan hak suara kita begitu saja ? Merelakan nasib bangsa pada orang lain yang belum tentu membawa bangsa kita untuk lebih baik? Merasakan kesengsaraan hidup karena pemimpin pilihan orang lain yang belum tentu baik dan amanah? Tentu tidak teman !

Inilah saatnya kita sebagai Mahasiswa, sebagai penerus bangsa dan negara berpartisipasi dalam PEMILU ini. Inilah saatnya kita memilih pemimpin, pemimpin Indonesia yang mampu mengemban amanah rakyat, pemimpin yang jujur, adil, beriman, dan bertanggung jawab atas rakyatnya. Jangan sampai BOLOS, pastikan diri kalian NYOBLOS di PEMILU ini !

Jumat, 14 Maret 2014

Ini Kisahku Tentang One Day One Juz

ODOJ, begitulah singkatan dari One Day One Juz. ODOJ adalah gerakan One Day One Juz yang mengajak anggotanya untuk bisa konsisten membaca Al-Qur’an satu hari satu juz. Majelis ini terdiri dari 30 orang dalam satu grup. Masing-masing individu diberi juz 1 hingga 30. Dalam satu hari, satu grup mampu mengkhatamkan Al-Quran.

Kenapa saya mengikuti ODOJ?


Awalnya saya ragu mengikuti ODOJ ini. Saat itu saya selalu berpendapat bahwa saya  biasa One Day One Juz sendiri tanpa harus mengikuti gerakan ODOJ ini. Lagipula, saya tidak perlu capek-capek melapor kalau sudah khalas, bikin ribet. Hari-hari berikutnya saya jalani dengan berusaha ODOJ sendiri dan hasilnya, kadang khalas kadang tidak. Waktu untuk khalaspun tidak beraturan, sesuka hati saya. Saya mulai bosan dengan semua itu. Tidak ada semangat dalam tilawah. Saya terus merasa kurang dalam tilawah. Banyak orang berpendapat  “Untuk apa ngebut satu juz sehari sedangkan kita tidak tahu makna sama saja dengan nol”. Saya mulai berfikir tidak ada suatu amalanpun yang rugi, semuanya mendapat sisi kebaikan dari Allah SWT. Jika saya seperti ini terus, kapan saya berubah menjadi insan yang lebih baik?


Saya mulai bertanya kepada teman-teman yang sudah duluan mengikuti gerakan ODOJ. Semua memberikan jawaban yang positif “Gabung gerakan ODOJ banyak manfaatnya. Coba aja pasti ketagihan”. Dengan bantuan teman saya, akhirnya saya bergabung dengan gerakan ODOJ. ODOJ 2290, saya tergabung dalam grup ini. Wow, luar biasa. Grup ODOJ sudah mencapai 2000 lebih bahkan hampir mencapai 3000 grup. Saya merasa menyesal. Kenapa tidak dari dulu saya mengikuti gerakan ini. Banyak orang telah bergabung disini.


Semangat mulai kembali membara. Dengan mengikuti gerakan ODOJ, tilawah saya jadi teratur, karena sudah ada kewajiban yang harus benar-benar saya sandang yaitu komitmen untuk khalas 1 juz setiap hari. Sesibuk apapun saya tetap berusaha untuk tilawah hingga waktu yang ditetapkan. Jika saya lupa untuk khalas, teman-teman grup selalu mengingati saya untuk khalas tepat waktu. Tidak ada yang memberatkan harus melapor ketika khalas, justru hal itulah yang ditunggu-tunggu dan paling bersemangat melakukan itu.


 Siapa bilang nge-Juz kalau tidak tahu makna sama saja dengan rugi. Gak kok, buktinya saja juga bisa membaca terjemahannya dan Alhamdulillah memahami makna tersebut. Subhanallah sungguh luar biasa efeknya. Saya benar-benar ketagihan. Jika saya belum khalas, hati gelisah dan setelah khalas, luar biasa indahya hati menjadi tenang dan damai. Membaca satu huruf dari Al-quran sudah mendapat satu pahala. Apalagi satu juz dalam sehari, satu bulan khatam 30 juz. Kita mendapatkan ribuan bahkan puluhan ribu pahala. Mari semua teman kita kumpulkan amal sebanyak-banyaknya sebagai bekal di akhirat kelak. 





Senin, 03 Februari 2014

Eskalator Menuju Rumah hantu

Saat itu kami baru saja pulang  dari mesjid. Hari itu adalah hari terakhir kami  sebelum liburan. Kami sempatkan untuk berbelanja, kebetulan masjid itu dekat dengan pasar. Pasar itu baru saja diperluas dan baru dibuka juga. Tak ada pengunjung dipasar itu, hanya kami berempat kala itu. Jelas saja, kami jadi pelanggan rebutan bagi setiap toko. Baru saja kami menaiki tangga, sudah ada yang mengajak mampir ke tokonya. 
"Ayo dek mampir dulu ke toko kakak, mau beli apa?" 
"Beli sepatu kak" Jawabku.
"Oh ya, ayo ke toko kakak"
"Iya kak"
"Kalian mau lihat rumah hantu juga ya?"
"Haa, rumah hantu kak? emang ada rumah hantu ya di pasar ini?
"Ada, di lantai tiga, baru buka juga".
Setelah sampai di lantai dua, kamipun sibuk  melihat barang yang ditawarkan setiap toko. Kakak itupun berlalu meninggalkan kami menuju tokonya. 
Kami serasa jadi artis yang kemanapun pergi jadi perhatian seolah-olah mereka mengejar meminta tanda tangan. Haha LOL.
Setelah lelah berkeliling dan hanya membeli satu pasang sepatu, kamipun berniat untuk turun. Karna gedung itu baru, jadi kami kewalahan mencari jalan untuk keluar. Ketika kami menemukan jalan keluar, aku mendengar suara nyanyian yang begitu keras dan menyeramkan. Ternyata sepasang eskalator disebelah kiri kami.
Aku mengira bahwa suara yang super kuat itu berasal dari eskalator tersebut. “Aneh, kok eskalatornya seram gitu ya?”
"Lantai tiga bukannya ada rumah hantu ya?" Jawab Syifa dengan wajah gelisah.
"oh iya, benar kata kakak tadi ada rumah hantu dilantai tiga" Jawab Lisna.
"Ayo kita naik, aku penasaran sama rumah hantunya" Dengan gayaku yang sok berani.
"Ayo lah" Sahut Fenny.
Syifa  yang sudah mulai memucat tak mau memgikuti kami berdua yang sudah menaiki eskalator. Ditarik-tariknya tangan Lisna agar lisna tidak mengikuti kami. Lisnapun takut jika kami meninggalkan dia. Lisna kemudian ikut naik eskalator bersama kami. Syifa yang sudah pucat pasi akhirnya memberanikan diri untuk naik juga dengan memegang erat tangan lisna.
Aku yang berdiri paling depan seolah menjadi ketua dalam kejadian itu. Eskalator itu terus memebawa kami naik ke atas. Perlahan-lahan mulai terlihat lantai tiga. Jantungku mulai berdegup kencang, takut tiba-tiba datang hantu yang langsung mengagetkan kami. Tapi hal itu berbalik belakang. Ruangan itu kosong melompong tak ada satu orangpun di sana sementara suara musik menyeramkan itu makin jelas terdengar. Lantas saja aku kaget bukan kepalang. Eskalator itu masih berjalan membawa kami yang tinggal beberapa detik lagi mencapai lantai tiga. 
"Loh, kok gak ada rumah hantunya? kok kosong gini? jangan-jangan kita ditipu kakak itu dan ada hantu beberan disini". Dengan wajah yang mulai pucat, aku mulai berlarian menuju eskalator untuk turun ke lantai dua yang tepat berada di sebelah eskaloator ini. Syifa yang sudah dari awal ketakutan dan saat itu masih berada jauh dari saya langsung berlarian melewatiku, mendorong lisna dan fenny yang berada dua langkah dibelakangku. Ketika syifa melewatku, aku melihat kesudut kanan ruangan itu ada sebuah speaker sedang yang ternyata menghasilkan suara nyanyian yang menyeramkan itu. Ketika aku berbalik arah aku melihat sesuatu. Dan tahu apa yang aku lihat?. Ada senuah ruangan yang tertutup menghadap kesebelah utara. Ternyata itulah rumah hantunya. Pantas ketika kami menaiki tidak melihat apapun ternyata tempat itu berada pada arah berlawanan.
"Syifa..!" Teriakku. "Rumah hantunya ada disebelah sana !".
Fenny dan lisnapun langsung melongo melihat tempat itu.
"Benar, ada disana !"

"Aku gak berani lagi ayo kita pulang" jawab syifa dengan wajah gemetar dan bibir yang pucat.
Langsung saja kami tertawa melihat tingkah Syifa yang seperti itu. 
Kami langsung turun dan tertawa mengingat tingkah kami kala itu. Haah, itu baru permulaan rumah hantu. Mungkin akan ada sejuta cerita jika kami benar-benar memasuki rumah hantu tersebut. Dan bagaimana reaksi Syifa jika itu terjadi. Bukan hanya pucat pasi lagi mungkin lebih dari itu.