“Ah, sebentar lagi mau praktek lapangan besar, semua
perlengkapan harus lengkap nih..” ucap Maktsum.
Yap, Praktek Lapangan atau
disingkat dengan PL adalah agenda rutin setiap akhir semester ganjil kampusku
untuk semester tiga ke atas. Berhubung aku baru semester tiga, jadi ini adalah
pertama kalinya aku mengikuti PL ini. Semua perlengkapan harus kami siapkan
sebelum hari itu tiba. Mulai dari sepatu boat, celana, senter, matras, kaos
kaki dan masih banyak lagi.
Pagi itu, 2 minggu sebelum PL tepatnya 11-12-2012 pukul 06.58
WIB, datang sebuah pesan singkat dari Maktsum.
“ Yu, nti hbs prktkum, mw blnja
bhan2 PL sm ak”.
“Belum ada uang mksum.. aku temenin aja ya..”. Balasku
“Belum ada uang mksum.. aku temenin aja ya..”. Balasku
“Ok.. Ak gk pnde nawar. Bntuin,
y.. :-D”.
“Oke”. Balasku singkat
Note : #pesan ini tidak
direkayasa tapi nyata adanya. Hehe :D
Selesai praktikum Taksonomi
Tumbuhan, kami isi perut dulu sebelum pergi di kantin kampus.
Tepat jam 11.00 WIB, kami
berangkat menuju... Pasar Aceh..
dengan motor kesayangan Maktsum dan dengan pedoman catatan yang ada di telapak kaki maktsum, eeh, salah, ralat. Telapak tangan maktsum maksudnya.. Maaf ya Maktsum hehe pisss.. (^_^)v
dengan motor kesayangan Maktsum dan dengan pedoman catatan yang ada di telapak kaki maktsum, eeh, salah, ralat. Telapak tangan maktsum maksudnya.. Maaf ya Maktsum hehe pisss.. (^_^)v
Barang yang pertama kami beli
adalah celana panjang yang banyak sakunya. Alhasil, setelah hampir satu jam
lebih muter-muter, dapatlah celana yang kami inginkan.. (^_^)
Waktu dhuhur hampir tiba, kami
menyempatkan shalat di mesjid Raya Baiturrahman.
Selesai shalat langsung berburu
sepatu, mampir ke toko sini dan mampir ke toko sana..
Dengan duduk manis, maktsum mencoba satu persatu sepatu yang
akan di belinya. Si pemilik tokopun dengan sabar melayaninya dengan memberikan
beberapa nomor sepatu yang di coba oleh maktsum.
“Maktsum, tanya
dulu harganya berapa?”. Tanyaku
“Nanti kita
tanya, coba dulu sampe puas”. Jawabnya sambil berbisik.
Setelah tawar menawar dengan sang pemilik toko, akhirnya
maktsum tidak jadi membeli sepatu tersebut dengan alasan sepatunya tidak cocok
alias tidak ada nomer seukuran kaki maktsum yang 37 ½. Berikut adalah
percakapan maktsum dengan pemilik toko.
“Pak, ini gak jadi”. Sambil meletakkan
sepatu tersebut dengan wajah sok imutnya.
“Loh, kenapa gak jadi?”.
“Gak ada nomer yang cocok pak”.
“Emang nomer berapa?”. Tanya si
pemilik toko heran.
“Nomer 37 pak, tapi ada
setengahnya”.
“Sepatu ini tidak pakai nomer ½ dek, yang ada tu nomer pas semua, 37, 38, 39, gak pake setengah dek. Sepatu yang lain mau?”. Bujuk pemilik toko.
“Sepatu ini tidak pakai nomer ½ dek, yang ada tu nomer pas semua, 37, 38, 39, gak pake setengah dek. Sepatu yang lain mau?”. Bujuk pemilik toko.
“gak pak, makasih”.
Dan kami langsung kabur dari toko
itu.#Hahaaa
***
Setelah
muter-muter cari sepatu di toko yang lainnya, sepatu tersebut juga belum kami
dapati. Aku mulai pasrah. Ku ajak pulang Maksum yang masih dengan semangat
membaranya memburu sepatu.
“Kita
carinya besok aja, sekarang kita pulang sambil beli matras”. Bujukku.
“Ya
udah lah, ayo”.
Dan kamipun
segera memburu MATRAS. Kami bingung mau cari matras di toko mana, setiap toko
kami tanyai. Mulai dari toko perabot, toko peralatan rumah tangga, toko gorden,
toko baju hingga toko alat-alat pancing. Setiap toko yang kami hampiri tidak
tahu apa itu matras bahkan baru dengar namanya sekarang. #puyeng!!
Berikut sedikit kami abadikan ketika menghampiri toko pancing.
Berikut sedikit kami abadikan ketika menghampiri toko pancing.
Setelah
lelah barang yang dicari tak dapat, akhirnya menelpon ejar, teman kami yang
lebih dulu membeli matras.
“Jar,
beli matras di toko mana ya?”.
“Di toko militer maksum”.
“Haa, jadi di toko militer, ngapain kami capek-capek muter tanya di toko pancing”. Dengan nada kaget yang minta ampun..
“Di toko militer maksum”.
“Haa, jadi di toko militer, ngapain kami capek-capek muter tanya di toko pancing”. Dengan nada kaget yang minta ampun..
“Ejar
beli dimana?”
“Aku
belinya di toko E, 75 ribu. Tapi ada juga di dekat hotel Lalala”.
“Oh, ada
aku liat hotel itu, aku ketawain namanya karena lucu, hahaha. Udah ya jar, kami
mau cari hotel itu dulu. Masih ya”.
“tut..tut...” . pembicaraan terputus.
“tut..tut...” . pembicaraan terputus.
Kamipun
segera mencari hotel tersebut...
Tak terhitung berapa kali kami keliling kota Banda Aceh, dengan terik matahari yang menyengat kulit hingga tak sadar bensinpun sudah menipis.
"Aduh, kenapa gak kelihatan ya hotel itu, padahal tadi pagi aku lihat dan ketawa lihat nama hotel yang lucu menurutku".
"Nah, itu dia. Karma tuh maktsum, makanya gak keliatan tuh hotel". Ucapku dengan ekspresi muka yang meyakinkan.
"Bener juga yah, aduh dosa ni aku ketawainnya". Ucap maksum dengan gelisah.
" Ya udah, kita pulang aja, sekalian mampir di tempat sepupu aku ambil panci untuk praktek buat pupuk nanti". Pintaku.
Benar saja, tiba-tiba motor maksum berhenti di tengah jalan karena kehabisan bensin. dan beginilah proses perjuangan maksum mencari bensin karena SPBU begitu jauh.
"Aduh, kenapa gak kelihatan ya hotel itu, padahal tadi pagi aku lihat dan ketawa lihat nama hotel yang lucu menurutku".
"Nah, itu dia. Karma tuh maktsum, makanya gak keliatan tuh hotel". Ucapku dengan ekspresi muka yang meyakinkan.
"Bener juga yah, aduh dosa ni aku ketawainnya". Ucap maksum dengan gelisah.
" Ya udah, kita pulang aja, sekalian mampir di tempat sepupu aku ambil panci untuk praktek buat pupuk nanti". Pintaku.
Benar saja, tiba-tiba motor maksum berhenti di tengah jalan karena kehabisan bensin. dan beginilah proses perjuangan maksum mencari bensin karena SPBU begitu jauh.
Dan... setelah muter - muter, akhirnya bensin yang dicaripun didapat...
#hahaha senangnya.. :D
akhir cerita, kami muter - muter hampir lima jam. Pusing dengan hotel L yang gak kelihatan batang hidungnya. Loh, hotel kan gak ada hidung #efek puyeng (-_-)"
Begitulah sepenggal kisah antara Aku dan Maksum yang begitu menyenangkan..
Terima kasih sudah membaca.. \(^o^)/
#hahaha senangnya.. :D
akhir cerita, kami muter - muter hampir lima jam. Pusing dengan hotel L yang gak kelihatan batang hidungnya. Loh, hotel kan gak ada hidung #efek puyeng (-_-)"
Begitulah sepenggal kisah antara Aku dan Maksum yang begitu menyenangkan..
Terima kasih sudah membaca.. \(^o^)/